gbm.my.id – Sepak bola bukan sekadar permainan. Ia adalah seni yang menari di atas rumput hijau, melodi yang mengalun dalam sorak-sorai penonton, dan tarian strategi yang dirajut dengan disiplin dan kerja keras. Di panggung ETMC, Bintang Timur Atambua FC datang sebagai pendatang baru, namun jejak mereka tak bisa dianggap remeh. Dalam dua edisi terakhir, mereka telah membuktikan diri sebagai kekuatan yang siap merajai Flobamorata.
Bintang Timur Atambua FC bukan sekadar tim yang lahir untuk bertanding, tetapi tumbuh dari akar yang kuat—sebuah sekolah sepak bola yang membentuk para pemainnya sejak dini. Perbedaan ini menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan tim lain, bahkan dibandingkan dengan nama besar seperti PSN Ngada. Konsistensi mereka dalam membangun ekosistem sepak bola layak mendapat apresiasi tinggi.
Seperti La Masia bagi Barcelona, Bintang Timur Atambua adalah ladang subur yang melahirkan pemain-pemain berbakat. Mereka tidak pernah kekurangan pemain karena telah menyiapkan bibit unggul jauh sebelum panggung kompetisi dibuka. Berbeda dengan tim lain yang sering kali harus mencari dan mengumpulkan pemain hanya ketika turnamen tiba, Bintang Timur Atambua hadir dengan skuad yang sudah teruji kebersamaannya.
Sepak bola bukan permainan instan, bukan sekadar “plug and play” seperti dalam dunia teknologi. Ia membutuhkan waktu, proses, dan ketajaman pelatih dalam meramu strategi serta membangun chemistry antarpemain. Tim-tim lain di ETMC sering kali menghadapi kesulitan dalam menyatukan permainan karena pemainnya dikumpulkan dalam waktu singkat, mirip dengan tim nasional yang hanya bersatu ketika ada turnamen antarnegara. Namun, Bintang Timur Atambua berbeda. Mereka datang dengan kesolidan yang telah terbangun lama, ibarat Spanyol di masa keemasannya yang didominasi oleh pemain-pemain dari satu klub, Barcelona.
Keunggulan Bintang Timur FC terlihat dalam permainan mereka yang rapi dan terorganisir. Skill individu mereka memang seimbang dengan tim-tim besar lain, tetapi organisasi permainan mereka lebih matang. Konsistensi dalam menyerang dan bertahan menjadi kunci keberhasilan mereka. Kemenangan atas Perseftim adalah bukti sahih dari kedisiplinan dan kegigihan mereka. Perseftim bukanlah tim biasa, melainkan skuad tangguh yang layak mencapai semifinal, bahkan final. Namun, mereka harus mengakui keunggulan Bintang Timur Atambua dalam organisasi permainan yang lebih solid dan harmonis.
Bagi Bintang Timur, kemenangan ini bukan sekadar angka di papan skor, melainkan tangga menuju puncak. Mereka semakin termotivasi menghadapi Persebata di final ETMC 2024, mengingat kesempatan ini adalah peluang emas untuk meraih trofi yang sempat tertunda. Ingatan pahit kekalahan dari PSN Ngada di final ETMC sebelumnya menjadi pelecut semangat. Kini, mereka kembali ke panggung yang sama, tetapi dengan determinasi yang lebih besar.
Sebagai tim dari perbatasan NKRI, Bintang Timur Atambua tidak ingin menjadi sekadar bayang-bayang. Mereka akan mengaum di tengah gegap gempita stadion Oepoi, menampilkan sepak bola yang elegan dan penuh gairah. Seperti penari Likurai yang memukau dengan gerakan kaki yang lincah dan jemari yang menabuh gendang, Bintang Timur Atambua akan menari di atas lapangan hijau dengan ritme yang menggetarkan.
Tarian Likurai, yang berasal dari wilayah Belu dan Malaka, memiliki makna filosofis yang mendalam. Ia bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi simbol persatuan, ketangkasan, dan ketahanan. Dalam setiap hentakan kaki dan tabuhan gendang, ada disiplin yang mengakar kuat. Tarian ini menggambarkan semangat juang yang tidak mudah padam, keselarasan dalam setiap gerakan, serta harmoni antara individu dalam sebuah kelompok.
Bintang Timur Atambua FC mencerminkan filosofi ini dalam permainan mereka. Setiap pemain memiliki peran masing-masing, tetapi mereka bergerak dalam kesatuan yang harmonis. Seperti para penari Likurai yang tidak bisa tampil sendiri-sendiri tanpa pola yang jelas, Bintang Timur Atambua membangun strategi dengan ritme yang tertata rapi. Kombinasi antara serangan cepat dan pertahanan solid mereka bagaikan langkah-langkah tarian yang terstruktur, memberikan keseimbangan antara estetika dan efektivitas.
Final ETMC 2024 bukan sekadar pertandingan. Ia adalah panggung penebusan, tarian terakhir menuju mahkota juara. Bintang Timur Atambua telah bersiap, bukan hanya untuk menang, tetapi untuk mengukir kisah yang akan dikenang dalam sejarah sepak bola Flobamorata. (*)